Bulan Semakin Kusam
Bulan yang tersudut waktu
dan jagat telah mengusamkan bulan,
sebab manusia tak jauh berbeda dengan makhluk yang dijual
dan di makan. Garis-garis berakalnya telah mengalahkan perasaan.
Tuhan, masih kah ada jalan untuk cucu-cucuku?
Berteriakkah atau menangiskah mereka nanti,
bila kambing dan sapi yang aku makan menjadi sejarah baginya
dan menjadi dongeng-dongen di saat menjelang tidur cucu-cucunya?
kini hari-hari menjadi petang , dan bulan semakin kusam.
Saat-saat sering bermunculan pencekik atau pemutus jiwa
dari rantai makanan yang tak seimbang.
Tuhan
Tak sanggup ku bayangkan
Bulan-bulan kan datang.
Mungkinkan biru laut kan berubah menjadi lumpur
dan dasarnya mengelupas?
Jika garis-garis berakalnya manusia
telah mengalahkan perasaan.
Dan bulan semakin kusam.
Sugio
Maret 2012
Supendi
Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah menjadi sekretaris 1 IPNU PAC Sugio tahun 2010-2011. Sekarang ketua 1 IPNU PAC Sugio masa khidmat 2012-2014. Karyawan SMA Darul Ulum Sugio. Giat di Majalah (kampus) Gelanggang Unisda sebagai penanggung jawab rubrik. Email@ pend_mas@yahoo.com tlp. 085 853 116 304.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar