Dies
Natalis Ala Unisda
.
Ada
yang berbeda pada acara Dies Natalis Unisda yang ke XXVI. Jika pada umumnya
universitas lain mengadakan kontes atau acara seperti pertunjukan musik, teater, banjari atau
yang lainnya. Maka lain halnya dengan Unisda, acara Dies Natalis dikemas dengan
acara-acara yang unik dan menarik. Uniknya di sini adalah, setiap kegiatan yang
termasuk dalam rangkaian acara Dies Natalis mendapatkan sertifikat.
Sertifikat
ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa untuk ikut
berpartisipasi, khususnya bagi mahasiswa baru. Para mahasiswa baru tentu masih
semangat-semangatnya untuk mengikuti segala aktivitas yang diadakan oleh
kampus. Ditambah lagi sertifikat sebagai imbalannya. Namun Unisda ini memang
satu-satunya universitas yang berinovasi dengan mengadakan kegiatan umum
ataupun kerohanian dan mahasiswanya yang mengikuti akan mendapatkan sertifikat.
Kegiatan-kegiatan
yang menjadi sasaran dan mendapat sertifikat seperti upacara, istighosah (jamiiyah
Al-Khidmah), semaan Al Quran, bahkan yang paling unik adalah ziarah ke makam
para pendiri Unisda. Awalnya salah satu dari peserta ziarah berkata “ayo rek ikut ziarah, nanti dapat sertifikat
lho”. Kata-kata itu pun ditertawakan para peserta lain, karena dianggap lelucon.
Sesampainya di makam, para peserta yang
mayoritas mahasiswa FKIP disambut oleh para dosen dan ketua panitia acara Dies
Natalis. Selepas itu seluruh peziarah membacakan doa dan tahlil.
Setelah
pembacaan doa selesai, salah satu dosen memanggil salah satu Pengurus kelas (PK)
dan menyuruhnya untuk mengambil sertifikat, “nanti
jangan lupa ya sertifikatnya diambil”. Sontak saja, para peserta saling
berbisik “ini beneran dapat sertifikat ya”.
hingga sepulang dari ziarah menjadi pembicaraan. Inovasi ini mungkin digagas
oleh para panitia Dies Natalis untuk menarik minat mahasiswa.
Karena dewasa
ini, sulit untuk menarik minat mahasiswa terhadap kegiatan kampus. Mahasiswa
yang bersedia mengikuti kegiatan kampus pun hanya minoritas. Mayoritas dari
mereka hanya mengacuhkan dan menganggap untuk apa mengikuti hal-hal yang kurang
penting serta rasa malas untuk berpartisipasi.
Namun
gagasan yang diciptakan para panitia Dies Natalis rupanya juga menjadi daya
tarik tersendiri dan tidak sia-sia, meskipun kebanyakan yang mengikuti para
mahasiswa baru. Namun itu menjadi salah satu bukti bahwa inovasi ini diterima
dan diapresiasikan. Semoga semangat mereka tidak hanya tumbuh dan membara di
awal saja, dan dapat seterusnya ikut berpartisipasi. Di sisi lain, kita
mendapat pelajaran berharga. kita perlu menyadari, bahwa ada perbedaan antara
makamnya orang berilmu dan tidak. Ketika orang itu berilmu dan mampu
mengamalkannya, maka bukan hanya orangnya yang dikenang. Namun makamnya pun
membawa berkah bagi orang lain. Buktinya ziarah ke makam orang terhormat, dapat
sertifikat.
Disusun Oleh Sunlis Kusniawati Red
Peliput adalah Anggota Redaksi Gelanggang,
Semester 1 Jurusan Bahasa Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar