Selasa, 01 Januari 2013

BERITA---Dies Natalis Ala Unisda Lamongan


Dies Natalis Ala Unisda

.
Ada yang berbeda pada acara Dies Natalis Unisda yang ke XXVI. Jika pada umumnya universitas lain mengadakan kontes atau acara seperti pertunjukan musik, teater, banjari atau yang lainnya. Maka lain halnya dengan Unisda, acara Dies Natalis dikemas dengan acara-acara yang unik dan menarik. Uniknya di sini adalah, setiap kegiatan yang termasuk dalam rangkaian acara Dies Natalis mendapatkan sertifikat.
Sertifikat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa untuk ikut berpartisipasi, khususnya bagi mahasiswa baru. Para mahasiswa baru tentu masih semangat-semangatnya untuk mengikuti segala aktivitas yang diadakan oleh kampus. Ditambah lagi sertifikat sebagai imbalannya. Namun Unisda ini memang satu-satunya universitas yang berinovasi dengan mengadakan kegiatan umum ataupun kerohanian dan mahasiswanya yang mengikuti akan mendapatkan sertifikat.
Kegiatan-kegiatan yang menjadi sasaran dan mendapat sertifikat seperti upacara, istighosah (jamiiyah Al-Khidmah), semaan Al Quran, bahkan yang paling unik adalah ziarah ke makam para pendiri Unisda. Awalnya salah satu dari peserta ziarah berkata “ayo rek ikut ziarah, nanti dapat sertifikat lho”. Kata-kata itu pun ditertawakan para peserta lain, karena dianggap lelucon.  Sesampainya di makam, para peserta yang mayoritas mahasiswa FKIP disambut oleh para dosen dan ketua panitia acara Dies Natalis. Selepas itu seluruh peziarah membacakan doa dan tahlil.
Setelah pembacaan doa selesai, salah satu dosen memanggil salah satu Pengurus kelas (PK) dan menyuruhnya untuk mengambil sertifikat, “nanti jangan lupa ya sertifikatnya diambil”. Sontak saja, para peserta saling berbisik “ini beneran dapat sertifikat ya”. hingga sepulang dari ziarah menjadi pembicaraan. Inovasi ini mungkin digagas oleh para panitia Dies Natalis untuk menarik minat mahasiswa.
Karena dewasa ini, sulit untuk menarik minat mahasiswa terhadap kegiatan kampus. Mahasiswa yang bersedia mengikuti kegiatan kampus pun hanya minoritas. Mayoritas dari mereka hanya mengacuhkan dan menganggap untuk apa mengikuti hal-hal yang kurang penting serta rasa malas untuk berpartisipasi.
Namun gagasan yang diciptakan para panitia Dies Natalis rupanya juga menjadi daya tarik tersendiri dan tidak sia-sia, meskipun kebanyakan yang mengikuti para mahasiswa baru. Namun itu menjadi salah satu bukti bahwa inovasi ini diterima dan diapresiasikan. Semoga semangat mereka tidak hanya tumbuh dan membara di awal saja, dan dapat seterusnya ikut berpartisipasi. Di sisi lain, kita mendapat pelajaran berharga. kita perlu menyadari, bahwa ada perbedaan antara makamnya orang berilmu dan tidak. Ketika orang itu berilmu dan mampu mengamalkannya, maka bukan hanya orangnya yang dikenang. Namun makamnya pun membawa berkah bagi orang lain. Buktinya ziarah ke makam orang terhormat, dapat sertifikat.

Disusun Oleh Sunlis Kusniawati Red
Peliput adalah Anggota Redaksi Gelanggang, Semester 1 Jurusan Bahasa Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar