Kun Fayakun, Mahasiswa Bisa Jadi Pengusaha
Mahasiswa
adalah generasi intelektual, mempunyai pengetahuan
mendalam dan segudang pengalaman harus
bisa dijadikan prestasi. Organisasi dan seluruh tugas- tugas
perkuliahan adalah makanan utama baginya. Berbeda
dengan dahulu, dulu
hanya anak orang-orang tertentu yang mampu sekolah hingga ke perguruan tinggi.
Namun sekarang hampir seluruh anak kota maupun anak desa sudah mengalami
pemikiran yang maju. Oleh karena itulah,
mereka semua berlomba-lomba menyelesaikan studinya hingga tahap yang semakin
sempurna.
Semakin merajalelanya mahasiswa adalah nilai plus
tersendiri bagi pemerintah. Di mana masyarakatnya akan menjadi masyarakat yang
maju dan berwawasan keilmuan yang tinggi. Kantor-kantor yang tersebar, lembaga-lembaga
pendidikan, dan perusahaan-perusahaan,
serta
gedung- gedung DPR akan diisi oleh
orang- orang yang berkualitas tinggi. Seperti lulusan sarjana kita ini. Dengan
bergabungnya para sarjana tersebut, pemerintah berharap kinerja mereka akan
membawa banyak dampak positif bagi segenap masyarakat Indonesia.
Kini hampir seluruh lembaga, baik itu lembaga formal
maupun informal telah diisi
oleh para lulusan sarjana kita. Menakjubkan. Kita patut bersyukur dalam hal
ini. Di sisi lain, ketika semua lowongan pekerjaan telah terisi penuh, sedangkan
para sarjana tiap tahun selalu mengalami kenaikan, kemanakah sumberdaya sarjana
kita tersebut akan diarahkan? Ini
adalah tanda tanya besar bagi kita semua. Bagaimana mencari jalan keluar untuk permasalahan yang menjadi
salah satu trending topik di tiap tahunnya. Tidak ada
cara lain selain berupaya mengatasinya. Dan ini dimulai dari diri sendiri. kita
krisis kepercayaan terhadap diri
sendiri, bahkan terhadap Allah SWT.
Namun
ketika kita sudah bersiap untuk menjadi seorang pengusaha, kita hanya mengandalkan
diri sendiri. dengan menghitung seberapa besar simpanan uang kita, yang bisa
kita jadikan modal untuk berwirausaha.
Kita juga mengandalkan rekan kerja kita. Kita menggantungkan semuanya kepada
semua hal yang bersifat materi. ketika
kita semua hanya mengandalkan hal itu, maka bisa kita jumpai seberapa banyak
kegagalan yang akan kita alami. Semua yang kita andalkan tidak bisa menolong
kita untuk menjadikan kita pengusaha. Usaha kita gagal, dan akibatnya kita pun
tidak mendapatkan keuntungan sama sekali dari usaha kita. Kita hanya
mendapatkan kerugian besar.
Lalu,
setelah itu apa yang harus kita lakukan? Apakah tetap bersemangat dengan
semangat empat lima? Dengan menganggap bahwa kerugian seperti itu adalah hal
biasa dalam melakukan usaha? Masya Allah ini bukan kegagalan biasa. Kita perlu
untuk melakukan introspeksi saudara.
Seorang
pengusaha muda yang juga adalah seorang ulama’ terkemuka, beliau adalah ustadz Yusuf Mansur, beliau memperkenalkan
kepada kita tentang hal-hal yang menghambat dalam
berwirausaha, sekaligus juga merupakan hal-hal yang akan mematahkan dengan
seketika semua usaha kita.
Pertama: Harus
mengintrospeksi terhadap diri kita sendiri. Perhatikan bagaimana etika kita
terhadap keluarga, khususnya terhadap kedua orang tua. Perhatikan bagaimana
sikap tawadlu’ kita kepada orangtua kita. Jangan sampai kita mengucapkan
kata-kata yang nantinya akan membuat hati keduanya terluka. Na’udzubillah, itu
semua adalah penghambat sampainya rizki Allah SWT kepada kita.
Kedua: Perhatikan betul-betul
urusan yang wajib, apakah masih bolong-bolong atau tidak. Kalau memang yang wajib
sudah terlaksana dengan baik, maka tambahkanlah yang sunnah. Hiasilah malam-malam
dengan tahajjud, hiasilah pagi yang indah dengan dhuha. Insya Allah, semua
hajad kita untuk menjadi seorang pengusaha akan terkabul.
Ketiga: Shadaqah. Banyak dari kita yang
menganggap bahwa shadaqah kita, serta sholat dan dzikir kita hanyalah membawa
pahala semata. Kita merasa tidak akan mungkin kaya hanya dengan sholat, dzikir
dan shodaqah saja.
Semua
keraguan itu dipecahkan oleh ustadz Yusuf
Mansur dengan teorinya “Kun Fayakun, Semua Bisa Jadi Pengusaha”. Kini teori itu saya rubah menjadi “Kun
Fayakun, Mahasiswa Bisa Jadi Pengusaha”, agar sama dengan naluri kita yang juga
adalah seorang mahasiswa. Beliau
sudah membukikan sendiri bahwa: Allah-lah
yang mempunyai kekayaan, dan Allah jugalah yang akan memberinya kepada siapa
yang mau meminta padanya.
Kalimat
ini harus menancap kuat-kuat kepada saya dan kepada saudara semua. Mulai
sekarang dan mulai detik ini. Dan semua berawal dari mimpi. people must have a dream. Semua orang
harus mempunyai mimpi. Bagaimana melakukannya? Jawabannya adalah semua orang
harus mengendalikan isi pikirannya, dan kendalikan ke arah yang yang
bermanfaat. Mimpi menjadi orang kaya, mimpi untuk berhasil, mimpi untuk
memiliki anak-anak yang kelak menjadi imam besar. Mimpi untuk memiliki
perusahaan dengan karyawan hingga mencapai ribuan karyawan, hingga semua
pengangguran akan terjaring ke perusahaan saudara. Ini seperti lelucon. Tapi ini
kenyataan saudara. Saya masih ingat dengan perkataan Mario Teguh, “Pikirkanlah yang baik-baik, lalu
perhatikan apa yang terjadi”. Pikiran saudara
dan impi kita akan
ada di pikiran kita.
Setelah kita mampu untuk bermimpi, Yusuf Mansur kembali menegaskan,
jangan putus asa, yakni jangan ragu dengan mimpimu. Yankinlah. Tanamkan
keyakinan bahwa mimpimu benar-benar ada dan akan terwujud.. Biarkan mimpimu
tetap utuh. Tetap menyala, baik dalam ingatanmu maupun buku harianmu. Allah
telah menurunkan salah satu hukum terkuat di dunia, yakni hukum tarik-menarik.
“Sesuatu yang sering kau ingat
akan tertarik lebih cepat ke dalam hidupmu (the
screet).” Kun Fayakun. Semua mudah bagi Allah.
Lalu,
apa kita hanya perlu mimpi? Jawabannya adalah tidak. Bangun mimpimu dengan
kekuatan hatimu. Hati dan pikiran adalah dua hal yang jika terpisah, maka akan
menimbulkan ketidakseimbangan. Baik
kepada kehidupan seseorang, maupun jasmani seseorang. Ini rumus saudara.
Pikiran dan hati harus disusun menjadi suatu melodi. Bangun kekuatan hatimu
dengan spiritual yang tinggi. Susun mimpimu dari pondasi-pondasi doa. Doa adalah
pembuka. Doa adalah kekuatan maha dahsyat. Doalah yang membuat mimpi Yusuf Mansur untuk menjadi penghafal
Quran, terwujud. Doalah yang membukakan jalan bagi mimpi Andrea Hirata untuk sekolah ke Sorbonne Prancis. Beruntung sekali jika
doamu diamini oleh Ibu, Ayah, adik, beserta kakek dan
nenekmu dalam sholat dhuha yang indah, dan sholat tahajjud yang khusyu’. subhanallah,
Allah benar-benar akan mensukseskanmu melebihi apa yang kau kira. Insya Allah.
Bertindak,
bekerja, berkarya, menulis, berfikir, menganalisa, menghitung. Semua itu adalah
bagian dari action. Kata Mario Teguh, “Ikhlaslah melakukan yang
sederhana untuk kemudian menjadi dipantaskan oleh Allah untuk sesuatu yang
lebih besar.” Biarkan mimpimu
berjalan berirama dengan doamu, jangan memaksa untuk mewujudkan impianmu
seketika itu juga. Inilah yang dinamakan dengan kun fayakun Bumi dan semesta
diciptakan
melalui kun fayakun. Tapi tidak seketika lalu terwujud bentuk bulat. Ribuan
tahun, debu-debu di angkasa
tertarik satu-persatu hingga terwujudlah planet-planet, lalu terwujudlah bumi,
dan terwujudlah jagad raya.
Kerjakan
aktifitasmu dengan normal. Jika ada yang mengajar, berangkatlah mengajar. Jika
ada mahasiswa yang berprofesi menjahit, maka kerjakanlah jahitanmu serapi
mungkin. Bagitupun dengan mahasiswa yang berdagang, bercocok tanam, bertambak
ikan, mengikuti bela diri, mengikuti pramuka, maka kerjakanlah semua aktifitas
saudara dengan penh dedikasi. Kehidupan akan menemukan jalannya. Jalan
mahasiswa untuk menjadi seorang interpreneur.
Amin.
Disusun Oleh Nur Hayati Red.
Penulis adalah
Anggota Redaksi Gelanggang, Semester 5 Jurusan Bahasa Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar