Jumat, 22 Februari 2013

Artikel---Mengembangkan Entrepreneurship Mahasiswa


Mengembangkan Entrepreneurship Mahasiswa

Menjadi pengangguran merupakan suatu keadaan yang banyak ditakuti orang. Membangun jiwa wiraswasta kini tidaklah mudah sehingga menjadi sebuah tantangan. Apalagi ketika masih bergantung pada penghasilan orangtua. Sementara itu di lingkungan kampus, perkuliahan begitu ketat. Minat mahasiswa terhadap wirausaha semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini terbukti dari banyaknya inovasi-inovasi kreatif yang lahir dari keinginan kuat para wirausahawan muda (mahasiswa). Mereka mencoba untuk dapat menciptakan suatu lapangan pekerjaan sendiri dan berwirusaha untuk dapat menghindari pesatnya dunia pekerjaan yang semakin menyempitkan peluang kita.
Mengembangkan Entrepreneurship mahasiswa adalah tema majalah Gelanggang edisi ke-21. Mahasiswa sebagai agent of change juga agent of control masa depan haruslah mampu mengembangkan ilmu yang telah mereka serap di dunia perkampusan sebagai bekal dasar sebelum mahasiswa menginjakkan kaki mereka di lingkungan masyarakat secarah utuh. Dasar-dasar nilai kehidupan yang sudah mereka timba di lingkungan kampus seharusnya telah menjadi pondasi dalam berpijak di masyarakat dan bersosialisasi sesuai dengan lingkungan mereka.  Sesuai dengan  tema yang kita ambil pada edisi kali ini, maka Gelanggang akan mengupas beberapa makna dan arti-arti yang masih implisit dalam kata Entrepreneurship. Entrepreneurship berasal dari bahasa inggris dengan suku  kata Entrepreneur yang berarti “Pengusaha”, atau seseorang yang mampu menciptakan lapangan usaha bagi dirinya sendiri maupun bersama dengan orang lain, sedangkan Entrepreneurship sendiri bermakna “Kewiraswastaan”  atau ilmu-ilmu yang berkenaan dengan dunia pengusaha. Menjadi seorang interpreneur sukses merupakan jawaban yang banyak kita jumpai dalam setiap pertanyaan yang terlontar seputar cita-cita mereka “ingin menjadi apa kalian nanti?” dengan bermodalkan ilmu kewirausaan yang mereka dapatkan di dunia kampus para mahasiswa ini diharapkan nantinya mampu menciptakan lapangan pekerjaan sesuai dengan  bakat dasar yang mereka milik sebelumnya.
“Entrepreneurship bukan hanya milik mahasiswa Fakultas Ekonomi saja,” tutur Drs. Moh Maskub, M. H. ketua Biro Administrasi Akademik & Aemahasiswaan (BAAK) Unisda. Kecenderungan dari pola pikir masyarakat yang beredar adalah entrepreneurship itu hanya dibekalkan dalam Fakultas Ekonomi saja, sedangkan pada kenyataannya semua jurusan telah dibekali dengan materi-materi “Kewirausahaan”, dengan begitu diharapakan seluruh lulusan dari Unisda akan mampu mengembangkan ilmu entrepreneur yang telah mereka dapatkan, seperti yang dituturkan Bapak Maskub  bahwa “bukan hanya mahasiswa lulusan Fakultas Ekonomi dengan ilmunya yang sangat berkenaan dengan rupiah yang memiliki jiwa enterepreneur”, akan tetapi jiwa entrepreneur itu tumbuh pada setiap jiwa manusia.
Keinginan menjadi seorang yang mampu menciptakan rupiah dengan tangan sendiri  adalah cita-cita dasar yang ada dalam diri setiap insan, cita-cita itu didukung dengan keinginan tidak bergantung pada angan orang lain, dengan paparan di atas dapat disimpulkan bahwasanya jurusan apapun yang mereka pilih itu ada peluang menjadi seorang interpreneur, jurusan keguruan misalnya, mereka mampu mengembangkan entrepreneurship mereka bisa mendirikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB), atau dari jurusan Tekhnik yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan seperti mendirikan bengkel-bengkel. Para mahasiswa desain grafis bisa membuat dan menjual baik desain maupun produk kebutuhan sehari-hari, misalnya kaos, sepatu, tas. Sementara untuk para mahasiswa komunikasi bias mendirikan usaha internet, lebih-lebih jurusan jurnalistik, bisa mengembangkan bakat atau berwiraswasta di bidang tulis-menulis dan kewartawanan.

Mahasiswa Harus Berwawasan

Wawasan yang luas sangat mendukung kesuksesan kita dalam berbagai segi kehidupan, dengan berbekal wawasan yang matang dan pengalaman yang cukup adalah modal utama dalam meraih kesuksesan, apalagi dalam dunia kewirausahaan wawasan yang luas adalah kunci utama dalam memenangkan persaingan kerja, dengan wawasan yang luas kita akan dengan mudah membuat dan mengembangkan jaringan yang kita miliki, jika jarinagn telah terbentuk maka  kesuksesan telah menanti kita. Di samping dengan wawasan yang luas dan pemanfa’atan setiap kesempatan yang ada di depan kita sebaik mungkin, kita juga perlu menumbuhkan sikap-sikap seohrang entereprenaur sejati.

Sikap apa yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur sejati?
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

1.      Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi, arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaan. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan terhadap komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas, hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.

2.      Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya, sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.

3.      Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.

4.      Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

5.      Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.

6.      Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

Dengan sedikit uraian dan contoh-contoh di atas jika kita memiliki minat yang besar dalam dunia usaha makan hendaknya hal tersebut selalu kita gali dan selalu berani untuk mencoba. Sebab sebesar apapun mimpi dan harapan kita tidak akan pernah terlihat hasilnya sebelum kita mencobanya. Mulailah dari hal yang paling sederhana dan kecil, untuk memupuk rasa keberanian kita terhadap dunia usaha terlebih dahulu.

Disusun oleh Muhammad Farihul Ibad Red.
Anggota Redaksi Gelanggang, Semester 1 Jurusan Bahasa Inggris

Tidak ada komentar:

Posting Komentar