Mengembangkan Entrepreneurship Mahasiswa
Menjadi
pengangguran merupakan suatu keadaan yang banyak ditakuti orang. Membangun jiwa
wiraswasta kini tidaklah mudah sehingga menjadi sebuah tantangan. Apalagi
ketika masih bergantung pada penghasilan orangtua. Sementara itu di lingkungan
kampus, perkuliahan begitu ketat. Minat mahasiswa terhadap wirausaha semakin
meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini terbukti dari banyaknya inovasi-inovasi
kreatif yang lahir dari keinginan kuat para wirausahawan muda (mahasiswa). Mereka
mencoba untuk dapat menciptakan suatu lapangan pekerjaan sendiri dan
berwirusaha untuk dapat menghindari pesatnya dunia pekerjaan yang semakin
menyempitkan peluang kita.
Mengembangkan Entrepreneurship mahasiswa adalah tema
majalah Gelanggang edisi ke-21. Mahasiswa sebagai agent of change juga agent of
control masa depan haruslah mampu mengembangkan ilmu yang telah mereka
serap di dunia perkampusan sebagai bekal dasar sebelum mahasiswa menginjakkan
kaki mereka di lingkungan masyarakat secarah utuh. Dasar-dasar nilai kehidupan
yang sudah mereka timba di lingkungan kampus seharusnya telah menjadi pondasi
dalam berpijak di masyarakat dan bersosialisasi sesuai dengan lingkungan
mereka. Sesuai dengan tema yang kita ambil pada edisi kali ini,
maka Gelanggang akan mengupas beberapa makna dan arti-arti yang masih implisit
dalam kata Entrepreneurship. Entrepreneurship berasal dari bahasa
inggris dengan suku kata Entrepreneur yang berarti “Pengusaha”,
atau seseorang yang mampu menciptakan lapangan usaha bagi dirinya sendiri
maupun bersama dengan orang lain, sedangkan Entrepreneurship
sendiri bermakna “Kewiraswastaan” atau
ilmu-ilmu yang berkenaan dengan dunia pengusaha. Menjadi seorang interpreneur
sukses merupakan jawaban yang banyak kita jumpai dalam setiap pertanyaan yang
terlontar seputar cita-cita mereka “ingin menjadi apa kalian nanti?” dengan
bermodalkan ilmu kewirausaan yang mereka dapatkan di dunia kampus para
mahasiswa ini diharapkan nantinya mampu menciptakan lapangan pekerjaan sesuai
dengan bakat dasar yang mereka milik
sebelumnya.
“Entrepreneurship bukan hanya milik mahasiswa Fakultas Ekonomi
saja,” tutur Drs. Moh Maskub, M. H. ketua Biro Administrasi Akademik & Aemahasiswaan
(BAAK) Unisda. Kecenderungan dari pola pikir masyarakat yang beredar adalah entrepreneurship itu hanya dibekalkan
dalam Fakultas Ekonomi saja, sedangkan pada kenyataannya semua jurusan telah dibekali
dengan materi-materi “Kewirausahaan”, dengan begitu diharapakan seluruh lulusan
dari Unisda akan mampu mengembangkan ilmu entrepreneur
yang telah mereka dapatkan, seperti yang dituturkan Bapak Maskub bahwa “bukan hanya mahasiswa lulusan Fakultas
Ekonomi dengan ilmunya yang sangat berkenaan dengan rupiah yang memiliki jiwa enterepreneur”, akan tetapi jiwa entrepreneur itu tumbuh pada setiap jiwa
manusia.
Keinginan menjadi
seorang yang mampu menciptakan rupiah dengan tangan sendiri adalah cita-cita dasar yang ada dalam diri
setiap insan, cita-cita itu didukung dengan keinginan tidak bergantung pada
angan orang lain, dengan paparan di atas dapat disimpulkan bahwasanya jurusan
apapun yang mereka pilih itu ada peluang menjadi seorang interpreneur, jurusan
keguruan misalnya, mereka mampu mengembangkan entrepreneurship mereka bisa mendirikan Lembaga Bimbingan Belajar
(LBB), atau dari jurusan Tekhnik yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan
seperti mendirikan bengkel-bengkel. Para
mahasiswa desain grafis bisa membuat dan menjual baik desain maupun produk kebutuhan
sehari-hari, misalnya kaos, sepatu, tas. Sementara untuk para mahasiswa
komunikasi bias mendirikan usaha internet, lebih-lebih jurusan jurnalistik,
bisa mengembangkan bakat atau berwiraswasta di bidang tulis-menulis dan
kewartawanan.
Mahasiswa Harus Berwawasan
Wawasan yang luas sangat mendukung kesuksesan kita
dalam berbagai segi kehidupan, dengan berbekal wawasan yang matang dan
pengalaman yang cukup adalah modal utama dalam meraih kesuksesan, apalagi dalam
dunia kewirausahaan wawasan yang luas adalah kunci utama dalam memenangkan
persaingan kerja, dengan wawasan yang luas kita akan dengan mudah membuat dan
mengembangkan jaringan yang kita miliki, jika jarinagn telah terbentuk
maka kesuksesan telah menanti kita. Di
samping dengan wawasan yang luas dan pemanfa’atan setiap kesempatan yang ada di
depan kita sebaik mungkin, kita juga perlu menumbuhkan sikap-sikap seohrang
entereprenaur sejati.
Sikap
apa yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur
sejati?
Dari
daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita
identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya
sehari-hari, sebagai berikut:
1.
Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, seorang
wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi, arti dari kata disiplin
itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan
pekerjaan. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan
terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan
terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan
dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang
wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas
pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan terhadap komitmen tersebut.
Wirausahawan harus taat azas, hal tersebut akan dapat tercapai jika
wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah
ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya
adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2. Komitmen
Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat
oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang
jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen
terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan
dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya, sedangkan contoh komitmen
wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima
yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan
harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan
sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen,
akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut
akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus
meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh
laba yang diharapkan.
3. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang
dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat
kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang
ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai
pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang
terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
4. Kreatif
dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan
harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya
kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh
dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi
oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius
yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah
dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
5. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat
melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil
keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya
ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus
dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus
memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
6. Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu
menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak
seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu
dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang
saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang
dirintis.
Dengan sedikit uraian
dan contoh-contoh di atas jika
kita memiliki minat yang besar dalam dunia usaha makan hendaknya hal tersebut
selalu kita gali dan selalu berani untuk mencoba. Sebab sebesar apapun mimpi
dan harapan kita tidak akan pernah terlihat hasilnya sebelum kita mencobanya. Mulailah
dari hal yang paling sederhana dan kecil, untuk memupuk rasa keberanian kita
terhadap dunia usaha terlebih dahulu.
Disusun oleh Muhammad Farihul Ibad Red.
Anggota Redaksi Gelanggang, Semester 1 Jurusan Bahasa Inggris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar