Kamis, 21 Februari 2013

ARTIKEL---Penyeimbangan Kuliah Dengan Wirausaha


Penyeimbangan Kuliah Dengan Wirausaha

Di era modernitas ini banyak kita jumpai mahasiswa setelah menyandang gelar sarjana bingung mencari pekerjaan. Mereka bingung di tempat mana ia harus bekerja. Mereka terpaksa menjadi pengangguran karena tidak menemukan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Namun tidak bagi mahasiswa yang sedari kuliah sudah mempunyai jiwa entrepreneurship (wirausahawan). Mahasiswa ini cenderung  lebih dewasa dan tenang setelah menyandang gelar sarjana, karena mereka sudah menemukan jalan hidup yang bisa dikembangkan, bukan baru mencari jati diri dan identitas dengan melamar pekerjaan ke perusahaan atau lembaga yang lain.
Mengembangkan jiwa entrepreneurship pada diri mahasiswa sangatlah penting. Mempunyai jiwa entrepreneurship bisa dikatakan wajib bagi semua mahasiswa, baik dari jurusan apaun. Karena mahasiswa adalah generasi muda yang mempunyai tanggung jawab lebih besar terhadap kemajuan Negara ini. Namun seperti yang kita ketahui sendiri minat mahasiswa akan berwirausaha sangat lemah sekali. Mereka lebih bangga menjadi pegawai daripada berwirausaha. Padahal menjadi pegawai sama saja menjadi buruh. Sebenarnya sah-sah saja menjadi pegawai, namun di samping itu juga harus diimbangi dengan berwirausaha agar jika sewaktu-waktu dikeluarkan dari perusahaan sudah mempunyai pijakan untuk bertahan hidup dan tidak selalu bergantung pada perusahaan orang lain. Berwirausaha tidak harus sebuah usaha yang besar dengan keuntungan yang besar.
Di Negara maju pendaftaran pegawai pemerintah justru sepi, mereka merasa menjadi buruh pemerintah, derajadnya kurang dipandang, dan kurang bermartabat. Ini amat berbeda dengan Indonesia apabila dibuka lowongan pegawai pemerintah, maka yang mendaftar luar biasa, ribuan, bahkan jutaan, sementara yang dibutuhkan hanya beberapa saja (Asmani, 2011: 36). Realitas inilah yang harus diubah dengan menumbuhkan jiwa Entrepreneurship pada para pemuda, terutama mahasiswa.
Dengan tulisan ringkas ini penulis mencoba mengajak teman-teman mahasiswa lebih sensitif dalam masalah berwirausaha. Dan menjadikan entrepreneurship sebagai gaya hidup dengan tanpa meninggalkan aktivitas kuliah. Oleh sebab itu dalam tulisan ini penulis menarik beberapa pertanyaan untuk kita ketahui jawabanya, (1) Apa pengertian entrepreneurship dalam dunia mahasiswa?, (2) Mengapa kita perlu mempunyai jiwa entrepreneurship dari masih mahasiswa?, (3) Bagaimana cara menumbuhkan sikap entrepreunership mahasiswa?, (4) Bagaimana upaya mengembangan jiwa intreneur mahasiwa?, (5) Apa tips agar strategi bisnis jalan dan kuliah aman?
Pengertian Entrepreneurship dalam Dunia Mahasiswa
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Sedangkan definisi wirausaha mahasiswa adalah wirausaha yang pelaku utamanya adalah masih bersetatus mahasiswa yang dilakukan di sela-sela kuliahnya dengan pemanfaatan waktu yang sebaik mungkin untuk bisa mengaturnya. Wirausaha mahasiswa adalah cara pintar mengambil strategi sebelum menghadap dunia bisnis dan dunia kerja yang sebenarnya (Http:research.amikom.ac.id).
Entrepreneurship bagi mahasiswa bertujuan untuk membangun jiwa kemandirian. Mahasiswa maju diarahkan untuk berkreasi merintis usaha sejak di bangku kuliah. Dalam proses perintisan tersebut, tentu ada proses belajar secara nyata. Berbagai pengalaman dalam mengelola inilah yang dibutuhkan setelah lulus dari kampus nanti. Mereka akan lebih siap dalam menghadapi persaingan hidup, khususnya dalam bidang ekonomi. Tidak perlu lagi bergantung kepada panggilan lamaran dari perusahaan karena mereka telah memiliki usaha yang mampu mencukupi kebutuhan hidupnya (Http:eviesetya.wordpress.com)
Bagi entrepreneur waktu sangatlah berharga. Baginya, harus ada nilai tambah di setiap waktunya. Baik itu informasi, pengetahuan, relasi, materi maupun kawan. Tidak ada waktu yang berlalu tanpa makna, setiap waktunya harus membawa manfaat bagi kehidupan. Manajemen sangat diperlukan untuk mengatur waktu dengan baik.
Perlunya Mempunyai Jiwa Entrepreneurship
Dari penjelasan di atas, tentunya pembaca sudah dapat memahami mengapa dari mulai mahasiswa kita sudah dituntut untuk menjadi Entrepreuner. Bahkan (Asmani, 2011: 110), menurut Abdullah Gymnastiar, semangat wirausaha sebaiknya ditumbuhkan dari usia sedini mungkin.
            Ciputra dalam bukunya Ciputra Quantum Leap memaparkan, setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia menghasilkan lebih dari 300.000 lulusan, namun daya serap lapangan kerja untuk mereka terlalu sedikit. Sehingga pada bulan Februari 2007 terdapat lebih dari 740.000 dari mereka yang menganggur. Hal ini sangat mencemaskan, karena angka ini cenderung naik pesat dari waktu ke waktu (Asmani, 2011: 8).
Kebutuhan manusia hidup di dunia ini tidak lepas dari persoalan ekonomi yang harus dicukupi. Melihat lapangann kerja yang sangat terbatas dan diperebutkan jutaan orang, maka kemampuan berwirausaha demi memenuhi kebutuhan hidup dan juga sebagai wahana aktualisasi potensi diri menjadi suatu keharusan (Asmani, 2011: 9). Namun ada gengsi sosial pada mereka, masak sarjana harus bertani, berdagang kaki lima, berjulan keliling, dan lain-lain yang dianggap masyarakat kurang terhormat. Padahal seseorang yang berwirausaha itu dimulai dari usaha yang kecil. Contoh kecil. seperti berdagang bakso. Siapa yang tau sarjana yang berjualan bakso dengan kerja kerasnya memulai dari berjualan keliling bisa membuka lestoran. Bakso sarjana dengan bakso SD tentu berbeda pengelolaannya, seorang sarjana lebih kreatif dan pintar dalam memanajemen usahannya. Dari sini kita harus sadar, bahwa sarjana pendidikan tidak harus menjadi guru, begitupun sarjana-sarjana yang lainnya.
Dalam konteks inilah, pendidikan entrepreneurship diharapkan mampu membangkitkan semangat berwirausaha, berdikari, berkarya, dan mengembangkan bakat sesuai potensi masing-masing untuk mencukupi kebutuhan hidup dan mengembangkan perekonomian Nasional. Pendidikan Entrepreneurship diharapkan mampu memunculkan banyak kader wirausahawan kreatif yang bisa menciptakan lapangan kerja, sehingga bisa membantu menanggulangi angka pengangguran yang tidak kunjung ada habisnya (Asmani, 2011: 10).
Menumbuhkan Sikap Entrepreneurship Mahasiswa
Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa minat merupakan faktor utama yang kurang dimiliki mahasiswa dalam bidang brewirausaha. Padahal dari segi manfaat dengan melakukan aktivitas yang modal utamanya berani ini selain untuk pribadi mahasiswa juga untuk negara kita yang membutuhkan pribadi-pribadi berkompeten dan bisa menanggulangi kemiskinan di era perdagangan bebas ini. (Http:research.amikom.ac.id), Dengan menggalakkan arti pentingnya Wirausaha dengan dan menghilangkan mitos yang berkembang dalam diri mahasiswa. Mitos yang selama ini berkembang seperti tidak berbakat, tidak memiliki waktu, dan bukan jurusan yang tepat harus di eleminasi dan dirubah dengan kata semangat, ”Aku bisa karena aku mencoba”. Bakat yang dibawa sejak lahir tidak berarti apa-apa jika tidak diasah, orang sukses melakukan sesuatu bukan karena bakat tetapi melakukan sesuatu hingga menjadi bakat.
Upaya Mengembangan Jiwa Intreneurship Mahasiwa Tanpa Mengganggu Aktivitas Kuliah
Memiliki jiwa tinggi dalam hal wirausaha bukan hanya untuk dijadikan keinginan semata, namun juga harus dikembangkan dan diaplikasikan. Mencari informasi merupakan hal yang paling utama untuk mengembangkan keinginan tersebut. Dengan adanya info-info yang berguna kita bisa belajar dan melihat peluang bisnis apa yang bisa diterapkan. Contoh usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk menyalurkan ilmu dengan tanpa mengganggu aktivitas kuliah seperti: (a) Mendirikan Bimbingan Belajar, usaha ini bisa dilakukan dirumah sendiri dan juga bisa mendirikan komunitas agar bisa bekerja sama. (b). Menjadi agen pulsa, usaha ini jika ditekuni hasilnya lumayanan, kita tak perlu harus membeli banyak saldo, uang lima puluh ribu cukup sebagai modal awal. Untuk seterusnya tinggal bagaimana kita pintar-pintar dalam memanajemen hasil usaha tersebut, (c) Usaha menjual kerajinan yang kita buat sendiri, seperti asesoris, dll. (d) Bagi yang mempunyai laptop atau notbook bisa membuka Rental komputer dan desain grafis. usaha rental komputer merupakan jenis usaha yang cukup menjanjikan di sekitar kampus. Hampir setiap hari tempat-tempat rental komputer di kawasan kampus selalu penuh terutama menjelang akhir semester. Dan masih banyak lagi usaha-usaha yang bias kita lakukan tanpa menganggu jam kuliah dan organisasi. Tentunya teman-teman lebih pandai dalam memanfaatkan peluang untuk membuat usaha-usaha baru yang lebih kreatif.
Strategi Bisnis Jalan dan Kuliah Aman
Melakukan bisnis bukan berarti kita melupakan kegiatan utama kita, yaitu menuntut ilmu. Ada beberapa tips agar usaha yang kita jalankan berjalan lancar dan penuh dengan kemajuan, yaitu: (a) Atur waktu secara bijak antara waktu belajar, organisasi, dan bekerja, (b) Buat skala prioritas, (c) Belajar lebih tekun, bekerja Lebih baik, (d) Jalin relasi dan tumbuhkan kepercayaan, (e) Usaha dan berdoa (Http:research.amikom.ac.id).
Entrepreneurship mahasiswa adalah cara pintar mengambil strategi sebelum menghadap   dunia kerja yang sebenarnya. Mempunyai jiwa Intrepreneurship menjadi solusi yang tepat untuk mengubah mindset mahasiswa, bahwa lulusan perguruan tinggi ke depan yang berhasil adalah mereka yang mampu menciptakan lapangan kerja baru, bukan mencari kerja. Sudah saatnya orientasi menjadi karyawan, buruh, dan pegawai pemerintah diubah kewirausahaan sebagai profesi yang paling utama. Karena  dengan berwirausaha kita bisa usaha sendiri tanpa menggantungkan pada orang lain, dan kita juga bisa mengurangi pengangguran di Negara ini.


Disusun Oleh Luluk Dianah Red.
Penulis adalah Anggota Redaksi Gelanggang, Semester 3 Jurusan Bahasa Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar