Penyeimbangan
Kuliah Dengan Wirausaha
Di era
modernitas ini banyak kita jumpai mahasiswa setelah menyandang gelar sarjana
bingung mencari pekerjaan. Mereka bingung di tempat mana ia harus bekerja. Mereka
terpaksa menjadi pengangguran karena tidak menemukan pekerjaan yang sesuai
dengan bidangnya. Namun tidak bagi mahasiswa yang sedari kuliah sudah mempunyai
jiwa entrepreneurship (wirausahawan).
Mahasiswa ini cenderung lebih dewasa dan
tenang setelah menyandang gelar sarjana, karena mereka sudah menemukan jalan
hidup yang bisa dikembangkan, bukan baru mencari jati diri dan identitas dengan
melamar pekerjaan ke perusahaan atau lembaga yang lain.
Mengembangkan
jiwa entrepreneurship pada diri
mahasiswa sangatlah penting. Mempunyai jiwa entrepreneurship
bisa dikatakan wajib bagi semua mahasiswa, baik dari jurusan apaun. Karena
mahasiswa adalah generasi muda yang mempunyai tanggung jawab lebih besar
terhadap kemajuan Negara ini. Namun seperti yang kita ketahui sendiri minat
mahasiswa akan berwirausaha sangat lemah sekali. Mereka lebih bangga menjadi
pegawai daripada berwirausaha. Padahal menjadi pegawai sama saja menjadi buruh.
Sebenarnya sah-sah saja menjadi pegawai, namun di samping itu juga harus diimbangi
dengan berwirausaha agar jika sewaktu-waktu dikeluarkan dari perusahaan sudah
mempunyai pijakan untuk bertahan hidup dan tidak selalu bergantung pada
perusahaan orang lain. Berwirausaha tidak harus sebuah usaha yang besar dengan
keuntungan yang besar.
Di
Negara maju pendaftaran pegawai pemerintah justru sepi, mereka merasa menjadi
buruh pemerintah, derajadnya kurang dipandang, dan kurang bermartabat. Ini amat
berbeda dengan Indonesia apabila dibuka lowongan pegawai pemerintah, maka yang
mendaftar luar biasa, ribuan, bahkan jutaan, sementara yang dibutuhkan hanya
beberapa saja (Asmani, 2011: 36). Realitas inilah yang harus diubah dengan
menumbuhkan jiwa Entrepreneurship pada para pemuda, terutama mahasiswa.
Dengan
tulisan ringkas ini penulis mencoba mengajak teman-teman mahasiswa lebih sensitif
dalam masalah berwirausaha. Dan menjadikan entrepreneurship
sebagai gaya hidup dengan tanpa meninggalkan aktivitas kuliah. Oleh sebab itu dalam
tulisan ini penulis menarik beberapa pertanyaan untuk kita ketahui jawabanya,
(1) Apa pengertian entrepreneurship
dalam dunia mahasiswa?, (2) Mengapa kita perlu mempunyai jiwa entrepreneurship dari masih mahasiswa?,
(3) Bagaimana cara menumbuhkan sikap entrepreunership
mahasiswa?, (4) Bagaimana upaya mengembangan jiwa intreneur mahasiwa?, (5) Apa
tips agar strategi bisnis jalan dan kuliah aman?
Pengertian
Entrepreneurship dalam Dunia Mahasiswa
Secara
sederhana arti wirausahawan (entrepreneur)
adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. Sedangkan definisi wirausaha mahasiswa adalah wirausaha
yang pelaku utamanya adalah masih bersetatus mahasiswa yang dilakukan di sela-sela
kuliahnya dengan pemanfaatan waktu yang sebaik mungkin untuk bisa mengaturnya.
Wirausaha mahasiswa adalah cara pintar mengambil strategi sebelum menghadap
dunia bisnis dan dunia kerja yang sebenarnya (Http:research.amikom.ac.id).
Entrepreneurship
bagi mahasiswa bertujuan untuk membangun jiwa kemandirian. Mahasiswa maju
diarahkan untuk berkreasi merintis usaha sejak di bangku kuliah. Dalam proses
perintisan tersebut, tentu ada proses belajar secara nyata. Berbagai pengalaman
dalam mengelola inilah yang dibutuhkan setelah lulus dari kampus nanti. Mereka
akan lebih siap dalam menghadapi persaingan hidup, khususnya dalam bidang
ekonomi. Tidak perlu lagi bergantung kepada panggilan lamaran dari perusahaan
karena mereka telah memiliki usaha yang mampu mencukupi kebutuhan hidupnya (Http:eviesetya.wordpress.com)
Bagi entrepreneur waktu sangatlah berharga.
Baginya, harus ada nilai tambah di setiap waktunya. Baik itu informasi,
pengetahuan, relasi, materi maupun kawan. Tidak ada waktu yang berlalu tanpa
makna, setiap waktunya harus membawa manfaat bagi kehidupan. Manajemen sangat
diperlukan untuk mengatur waktu dengan baik.
Perlunya Mempunyai Jiwa Entrepreneurship
Dari penjelasan di atas, tentunya pembaca sudah dapat
memahami mengapa dari mulai mahasiswa kita sudah dituntut untuk menjadi Entrepreuner.
Bahkan (Asmani, 2011: 110), menurut Abdullah Gymnastiar, semangat wirausaha
sebaiknya ditumbuhkan dari usia sedini mungkin.
Ciputra dalam bukunya Ciputra
Quantum Leap memaparkan, setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia
menghasilkan lebih dari 300.000 lulusan, namun daya serap lapangan kerja untuk
mereka terlalu sedikit. Sehingga pada bulan Februari 2007 terdapat lebih dari
740.000 dari mereka yang menganggur. Hal ini sangat mencemaskan, karena angka ini
cenderung naik pesat dari waktu ke waktu (Asmani, 2011: 8).
Kebutuhan manusia hidup di dunia ini tidak lepas
dari persoalan ekonomi yang harus dicukupi. Melihat lapangann kerja yang sangat
terbatas dan diperebutkan jutaan orang, maka kemampuan berwirausaha demi
memenuhi kebutuhan hidup dan juga sebagai wahana aktualisasi potensi diri
menjadi suatu keharusan (Asmani, 2011: 9). Namun ada gengsi sosial pada mereka,
masak sarjana harus bertani, berdagang kaki lima, berjulan keliling, dan
lain-lain yang dianggap masyarakat kurang terhormat. Padahal seseorang yang
berwirausaha itu dimulai dari usaha yang kecil. Contoh kecil. seperti berdagang
bakso. Siapa yang tau sarjana yang berjualan bakso dengan kerja kerasnya memulai
dari berjualan keliling bisa membuka lestoran. Bakso sarjana dengan bakso SD
tentu berbeda pengelolaannya, seorang sarjana lebih kreatif dan pintar dalam
memanajemen usahannya. Dari sini kita harus sadar, bahwa sarjana pendidikan
tidak harus menjadi guru, begitupun sarjana-sarjana yang lainnya.
Dalam konteks inilah, pendidikan entrepreneurship
diharapkan mampu membangkitkan semangat berwirausaha, berdikari, berkarya, dan
mengembangkan bakat sesuai potensi masing-masing untuk mencukupi kebutuhan
hidup dan mengembangkan perekonomian Nasional. Pendidikan Entrepreneurship
diharapkan mampu memunculkan banyak kader wirausahawan kreatif yang bisa
menciptakan lapangan kerja, sehingga bisa membantu menanggulangi angka
pengangguran yang tidak kunjung ada habisnya (Asmani, 2011: 10).
Menumbuhkan
Sikap Entrepreneurship Mahasiswa
Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa minat merupakan faktor utama yang kurang dimiliki mahasiswa dalam bidang
brewirausaha. Padahal dari segi manfaat dengan melakukan aktivitas yang modal
utamanya berani ini selain untuk pribadi mahasiswa juga untuk negara kita yang
membutuhkan pribadi-pribadi berkompeten dan bisa menanggulangi kemiskinan di
era perdagangan bebas ini. (Http:research.amikom.ac.id), Dengan
menggalakkan arti pentingnya Wirausaha dengan dan menghilangkan mitos yang berkembang
dalam diri mahasiswa. Mitos yang selama ini berkembang seperti tidak berbakat,
tidak memiliki waktu, dan bukan jurusan yang tepat harus di eleminasi dan
dirubah dengan kata semangat, ”Aku bisa karena aku mencoba”. Bakat yang dibawa
sejak lahir tidak berarti apa-apa jika tidak diasah, orang sukses melakukan
sesuatu bukan karena bakat tetapi melakukan sesuatu hingga menjadi bakat.
Upaya
Mengembangan Jiwa Intreneurship Mahasiwa Tanpa Mengganggu Aktivitas Kuliah
Memiliki
jiwa tinggi dalam hal wirausaha bukan hanya untuk dijadikan keinginan semata,
namun juga harus dikembangkan dan diaplikasikan. Mencari informasi merupakan
hal yang paling utama untuk mengembangkan keinginan tersebut. Dengan adanya
info-info yang berguna kita bisa belajar dan melihat peluang bisnis apa yang
bisa diterapkan. Contoh usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk menyalurkan ilmu
dengan tanpa mengganggu aktivitas kuliah seperti: (a) Mendirikan Bimbingan
Belajar, usaha ini bisa dilakukan dirumah sendiri dan juga bisa mendirikan
komunitas agar bisa bekerja sama. (b). Menjadi
agen pulsa, usaha ini jika ditekuni hasilnya lumayanan, kita tak perlu harus
membeli banyak saldo, uang lima puluh ribu cukup sebagai modal awal. Untuk
seterusnya tinggal bagaimana kita pintar-pintar dalam memanajemen hasil usaha
tersebut, (c) Usaha menjual kerajinan yang kita buat sendiri, seperti asesoris,
dll. (d) Bagi yang mempunyai laptop atau notbook bisa membuka
Rental komputer dan desain grafis. usaha rental komputer merupakan jenis usaha
yang cukup menjanjikan di sekitar kampus. Hampir setiap hari tempat-tempat
rental komputer di kawasan kampus selalu penuh terutama menjelang akhir
semester. Dan masih banyak lagi usaha-usaha yang bias kita lakukan tanpa
menganggu jam kuliah dan organisasi. Tentunya teman-teman lebih pandai dalam
memanfaatkan peluang untuk membuat usaha-usaha baru yang lebih kreatif.
Strategi
Bisnis Jalan dan Kuliah Aman
Melakukan
bisnis bukan berarti kita melupakan kegiatan utama kita, yaitu menuntut ilmu.
Ada beberapa tips agar usaha yang kita jalankan berjalan lancar dan penuh
dengan kemajuan, yaitu: (a) Atur waktu secara bijak antara waktu belajar,
organisasi, dan bekerja, (b) Buat skala prioritas, (c) Belajar lebih tekun,
bekerja Lebih baik, (d) Jalin relasi dan tumbuhkan kepercayaan, (e) Usaha dan
berdoa (Http:research.amikom.ac.id).
Entrepreneurship
mahasiswa adalah cara pintar mengambil strategi sebelum menghadap dunia kerja yang sebenarnya. Mempunyai
jiwa Intrepreneurship menjadi solusi yang tepat untuk mengubah mindset mahasiswa,
bahwa lulusan perguruan tinggi ke depan yang berhasil adalah mereka yang mampu
menciptakan lapangan kerja baru, bukan mencari kerja. Sudah saatnya orientasi
menjadi karyawan, buruh, dan pegawai pemerintah diubah kewirausahaan sebagai
profesi yang paling utama. Karena dengan
berwirausaha kita bisa usaha sendiri tanpa menggantungkan pada orang lain, dan
kita juga bisa mengurangi pengangguran di Negara ini.
Disusun Oleh Luluk Dianah Red.
Penulis adalah Anggota Redaksi
Gelanggang, Semester 3 Jurusan Bahasa Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar