Jumat, 22 Februari 2013

BERITA---MUDA, Penekun Budaya Jawa


Penekun Budaya Jawa

Sahabat setia pembaca Gelanggang, tahukah anda dengan sosok mahasiswa satu ini? Banyak teman yang mudah akrab dengannya, segudang prestasi didapatnya, dan dimanapun ada pertunjukan kesenian budaya (Jawa) dia datangi, hanya untuk memperkaya pengalaman dan menemukan jati diri. Sosok yang santun dan sopan kepada semua orang menjadikan teman-teman dan para dosen menyukai tabi’atnya.
Adalah Jadid Al Farisy, mahasiswa yang baru saja menyandang predikat Sarjana Pendidikan (S. Pd.) ini menjadi salah satu sorotan tim Redaksi Gelanggang untuk dipublikasikan di rubrik ini. Jadid Al Farisy atau yang biasa akrab dipanggil “mas Jadid” lahir di Desa Kendal, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, pada tanggal 22 Maret 1987. Riwayat pendidikan yang mas Jadid tempuh ialah di MI (Madrasah Ibtidaiyah) Kendal, berlanjut ke MTs (Madrasah Tsanawiyah) Negeri Model Babat dan mengabdi di pondok pesantren dan MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Bahrul ‘Ulum Tambak Beras Jombang. Setelah lulus dari MAN Tambakberas Jombang pada tahun 2005, ia meneruskan D-2 di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Raden Santri Gresik jurusan PGMI/SD dan lulus tahun 2007. Kemudian melanjutkan program sarjananyanya di perguruan tinggi Unisda Lamongan.
Mas Jadid adalah salah satu wisudawan terbaik dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unisda. Mahasiswa yang suka mengenakan pakaian serba hitam ini mendapat perwakilan sambutan pada acara wisuda purna Unisda mewakili wisudawan-wisudawati S-1 dan S-2. Tentunya sahabat setia pembaca Gelanggang tidak asing lagi khan? Pemuda berjiwa seni ini biasanya juga ikut dalam pementasan teater. Di majalah Gelanggang, ia juga aktif sebagai seorang penulis. Pemuda ini hobi dengan semua hal yang berhubungan dengan Seni, khususnya melukis, baik kaligrafi, lukisan wayang, dan sebagainya.
Selain menjadi mahasiswa yang kreatif, mas Jadid juga mengabdikan ilmunya di lembaga MI Kendal, dimana ia dulu menimba ilmu dasarnya. Dia mulai mengabdikan ilmunya sejak Semester satu. Bidang studi yang diampunya yaitu, beberapa mata pelajaran Agama, Seni dan Budaya, dan Bahasa Inggris. Inilah yang melatarbelakangi mengapa mas Jadid mengambil jurusan bahasa inggris. ”Saya juga ingin menjadikan Bahasa Inggris sebagai pengantar ketika saya memperkenalkan seni dan budaya nusantara, khususnya Jawa ke mancanegara. Itulah yang menjadi Cita-cita saya”.  Papar mas Jadid saat diwawancarai wartawan Gelanggang.
 Organisasi yang ia ikuti di antaranya; organisasi intra kampus, STNK (Studi Teater Nafas Kata) dan Gelanggang. Organisasi kemasyarakatan yaitu Remaja Masjid, dan bergabung dengan Paguyuban Pecinta Wayang. Setiap hari Ahad Mas Jadid juga menyempatkan diri untuk mengikuti Ngaji di pondok pesantren Langitan, mengikuti ngaji di Pondok Pesantren Langitan sudah ia jalani selama lima tahun ini. Dan ia juga mulai mendirikan komunitas teater di MI yang ia ampu.
Kuncup adalah nama komunitas teaternya. Dengan kesibukan yang begitu padat, mas jadid tetap bisa mendapatkan IP (Index Prestasi) yang bagus, IP tertinnginya adalah 4.00, dan IP terendahnya 3,57. Adapun prestasi-prestasi yang pernah ia peroleh di antaranya; juara satu Qira’ah tingkat kecamatan sekaran tahun 2005, juara 3 lomba tembang jawa macapat yang diadakan oleh DISBUDPAR (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata). Di Unisda ia menjadi wisudawan terbaik tahun 2012. Saat ditanya oleh salah satu dari wartawan Gelanngang rencana apa Mas Jadid setelah wisudah ini, “ saya akan tetap meneruskan mencari ilmu baik di lingkungan akademik maupun nonakademik.” Tukas mas Jadid sembari leluconnya.
Oh iya, Tanggal 16 November 2012 kemarin, mas Jadid juga menjadi guest star lho, melantunkan tembang Jawa yang lirik-liriknya ia buat sendiri. Di salah satu studio radio swasta di kec. Sekaran, dan pada tanggal 24 November ia juga diminta khusus untuk menyambut Bupati Lamongan yang akan menghadiri hari jadi radio tersebut.
Sahabat setia pembaca Gelanggang, masih ada lagi lho yang perlu kita ketahui dari mas Jadid. Emzz, inspiratory dan motto hidupnya? Seniman dan budayawan yang menginspirasi penekun budaya jawa muda ini adalah Sujiwo Tedjo, Emha Ainun Najib (Cak Nun), dan K. H. Musthofa Bisri (Gus Mus). Motto hidupnya, ‘’hidup adalah apa yang engkau lihat, dengar, ucapkan, dan apa yang terbesit dalam hatimu, maka ciptakanlah segala hal positif yang nantinya kebaikan tidak hanya engkau dapat, tetapi juga biasa memberikan inspiasi terhadap sesama.” Subhanallah, solidaritas banget motto hidupnya. Semoga cerita singkat dari pengalaman Mas Jadid ini bisa mengispirasi pembaca setia Gelanggang. Amin.

Disusun Oleh Luluk Dianah Red.
                Peliput adalah Anggota Redaksi Gelanggang, Semester 3 Jurusan Bahasa Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar